Senin, 05 Juni 2023

Koneksi Antar Materi Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

 

Apa itu kepemimpinan murid (student agency)?

Konsep kepemimpinan murid  sebenarnya berakar pada prinsip bahwa murid memiliki kemampuan dan keinginan untuk secara positif mempengaruhi kehidupan mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka. Kepemimpinan murid dapat dilihat sebagai kapasitas untuk menetapkan tujuan, melakukan refleksi dan bertindak secara bertanggung jawab untuk menghasilkan perubahan. Kepemimpinan murid adalah tentang murid yang bertindak  secara aktif, dan membuat keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab, daripada hanya sekedar menerima apa yang ditentukan oleh orang lain.

Ketika murid menunjukkan agency dalam pembelajaran mereka sendiri, yaitu ketika mereka berperan aktif dalam memutuskan apa dan bagaimana mereka akan belajar, maka mereka cenderung menunjukkan motivasi yang lebih besar untuk belajar dan lebih mampu menentukan tujuan belajar mereka sendiri. Lewat proses yang seperti ini, murid-murid akan secara alamiah  mempelajari keterampilan belajar (belajar bagaimana belajar). Keterampilan belajar ini adalah sebuah keterampilan yang sangat penting, yang dapat dan akan mereka gunakan sepanjang hidup mereka dan bukan hanya untuk saat ini.

Apa itu pengelolaan program yang berdampak positif pada murid?

Program yang memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga  potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik.  Pengelolaan program yang berdampak positif pada murid yang mengajak  para guru untuk berefleksi dan melihat kembali perspektif atau cara pandang kita tentang program yang berdampak positif pada murid. Program-program sekolah, baik program intrakurikuler, kokurikuler, atau ekstra kurikuler dapat mendorong kepemimpinan murid (student agency).

Mendorong kepemimpinan murid dalam program sekolah tidak hanya murid belajar menjadi individu yang lebih bertanggung jawab, berdaya, dan kontributif tetapi juga memiliki pengalaman dan kebermaknaan diperoleh dari proses belajar selama mengikuti program-program sekolah. Hal ini akan memberikan bekal murid menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat berdampak positif dari proses belajar yang dilalui dan tentunya akan dapat terus dirasakan oleh murid di sepanjang hidupnya.

Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?

Sesudah mempelajari materi pengelolaan program yang berdampak positif pada murid, penulis semakin tahu dan sadar bahwa tugas guru adalah membimbing dan menuntun murid agar mereka mampu memimpin proses belajarnya sendiri sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Semakin percaya diri untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada murid untuk menguatkan kepemimpinan murid (student agency) terutama mengaitkan penguatan Profil Pelajar Pancasila. Dimana murid mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya.

Guru harus sadar dan terencana terus terbangun dan menguatkan kepemimpinan murid (student agency) dengan memberikan ruang dan melibatkan murid dalam memberikan suara (voice)pilihan (choice) dan kepemilikan (ownershipmurid. Memberdayakan murid  saat program sekolah direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi sehingga terwujudnya lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid.

Guru menyadari murid sebagai mitra bagi guru dalam pembelajaran, mengupayakan terwujudnya lingkungan sekolah yang mendukung tumbuhnya murid-murid yang mampu menjadi pemimpin dalam proses pembelajarannya sendiri dan menerapkan konsep kepemimpinan murid dalam penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?

Pentingnya kepemimpinan murid (student agency)  dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, yaitu berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership). Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri.  Tugas guru menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka.

Lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid memiliki beberapa karakteristik, yaitu 1) Menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif, 2) Keterampilan berinteraksi sosial secara positif, 3) Keterampilan dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademik, 4) Menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya, 5) Membuka wawasan menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan, 6) Menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri, 7) Menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan.

Apa  keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini dengan modul-modul sebelumnya?

Pengelolaan program sekolah tentunya harus berdampak pada murid dengan terlebih dahulu melakukan langkah-langkah berupa merancang dan mengelola program sekolah secara cermat dan tepat. Keterkaitan modul ini dengan modul-modul sebelumnya saling mendukung dan melengkapi dalam proses pembelajaran berpihak pada murid.

Modul 1.1 Filosofi Ki Hajar Dewantara. Guru mempunyai peran strategis untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak sehingga mereka dapat bahagia dan selamat sebagai individu masyarakat. Adapun dalam mengelola program sekolah yang berdampak pada murid hendaknya melibatkan murid dan memperhatikan pengembangan potensi atau kodrat murid. Dalam modul ini juga dibahas bahwa murid adalah pribadi yang unik dan utuh, sehingga guru sebaiknya dapat menuntun murid sesuai dengan kodratnya.

Modul 1.2 Nilai dan peran guru penggerak. Nilai-nilai dari seorang guru penggerak yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Nilai dan peran dari guru penggerak tidak terlepas dari cita-cita mulia untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dan merdeka belajar. Dalam menjalankan perannya, seorang guru tidak hanya cukup sebagai pemimpin pembelajaran di kelas, namun juga memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin dalam pengelolaan program sekolah yang berpihak pada murid.

Modul 1.3 Visi guru penggerak. Guru harus memiliki visi yang mengarah kepada perubahan, baik perubahan di kelas atau perubahan di sekolah. Untuk mencapai perubahan tersebut guru perlu mengenal pendekatan manajemen perubahan. Manajemen pendekatan perubahan disebut Inkuiri Apresiatif (IA). Dalam merencanakan dan mengelola program yang berdampak pada murid dilakukan dengan menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif model BAGJA, dengan terlebih dahulu memetakan aset atau sumber daya sekolah, dan mengembangkan aset atau potensi yang bisa dikembangkan untuk merencanakan program sekolah yang berdampak pada murid.

Modul 1.4. Budaya Positif. Lingkungan yang mendukung perkembangan potensi, minat dan profil belajar murid terutama kekuatan kodrat pada anak-anak. Ibarat petani, guru hendaknya dapat mengoptimalkan sumber daya lingkungan yang positif dan mengembangkan budaya positif agar anak-anak dapat tumbuh sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman dan mendukung program yang berdampak pada murid.

Modul 2.1 Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Guru dapat menggunakan pembelajaran berdiferensiasi untuk memberikan layanan pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran berdiferensiasi ini merupakan solusi atas beragamnya karakteristik dan kecerdasan murid. Sebelum merencanakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru hendaknya melakukan pemetaan terhadap kebutuhan belajar, minat dan profil belajar murid. Hal ini dilakukan untuk mengetahui aset atau kekuatan yang dimiliki oleh murid.

Modul 2.2 Pembelajaran emosional dan sosial. Guru dilatih dan diasah untuk mampu mengembangkan kompetensi sosial pada diri murid. Teknik kesadaran diri (mindfulness) menjadi strategi pengembangan lima kompetensi sosial emosional yang didasarkan pada program yang berpihak pada murid dan mewujudkan merdeka belajar dan budaya positif di sekolah.

Modul 2.3, Coaching untuk supervisi akademik. Coaching sebagai teknik atau strategi seorang pemimpin pembelajaran untuk menuntun anak dan menggali potensi yang dimiliki oleh anak. Coaching juga memberikan keleluasaan anak-anak berkembang dan menggali proses berpikir. Dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid, coaching dapat digunakan sebagai strategi untuk mengembangkan sumber daya murid, mengembangkan kepemimpinan murid, menggali potensi murid untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu keselamatan dan kebahagiaan anak setinggi-tingginya.

Modul 3.1 Pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan seorang pemimpin.  Guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat mengambil keputusan secara bijak, yaitu keputusan yang berpihak pada murid. Dasar, prinsip, paradigma atau nilai dalam pengambilan keputusan harus konsisten, terutama berkaitan dengan dilema etika atau bujukan moral.

Modul 3.2 Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya.  Guru sebagai pemimpin pembelajaran maupun pengelola program sekolah harus dapat memetakan dan mengidentifikasi aset-aset yang ada di sekolah, baik aset fisik maupun non fisik. Pendekatan berbasis aset/kekuatan (asset based thinking) akan lebih dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh sekolah sebagai komunitas belajar, dibandingkan dengan pendekatan berbasis masalah/kekurangan (deficit based thinking). Paradigma berpikir harus melihat sisi positif yang dimiliki oleh sekolah. Dengan berfokus pada aset yang dimiliki, maka pengelolaan program yang berdampak pada murid dapat terencana dengan baik.

Modul 3.3 Pengelolaan program yang berdampak positif pada murid. Pengembangan sekolah dengan memanfaatkan 7 aset atau modal yang dimiliki sekolah. Yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik, modal agama dan budaya. Dengan mengetahui modal atau sumber daya yang ada di sekolah, maka sebagai pemimpin guru harus bisa memetakan 7 aset tersebut dan mengoptimalkan pengelolaannya untuk peningkatan pembelajaran di sekolah.

Jelaskan perspektif program yang berdampak positif pada murid dan bagaimana program atau  kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program dapat berdampak positif pada murid?

Program yang berdampak positif pada murid adalah inisiasi dan dan pengelolaan sekolah yang melibatkan kepemimpinan murid (student agency) dengan memberikan ruang dan mempromosikan suara, pilihan dan kepemilikan. Akhirnya terwujudkan rasa bahagia dan sejahtera (well-being) dan budaya positif di sekolah. Kodrat anak yang memiliki ragam potensi dan bakat dapat tergali dan dituntun menuju kepada kebahagian yang setinggi-tingginya. Mengenali program atau kegiatan sekolah dengan perencanaan, pelaksanaan dan refleksi evaluasi dilakukan secara kolaboratif dan memberdayakan aset/kekuatan sumber daya yang dimiliki sekolah. Akhirnya dampak positif pada murid sebagaimana yang diharapkan terpenuhi secara menyeluruh.

Perencanaan program dilaksanakan secara kolaboratif berdasarkan kebutuhan murid dengan mewujudkan lingkungan karakteristik yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid didukung sumber daya, aset, modal, potensi, kekuatan yang dimiliki sekolah melalui prakarsa perubahan dengan paradigma inkuiri apresiatif BAGJA, memberikan ruang murid pada suara, pilihan dan kepemilikan.

Pelaksanaan program atau kegiatan ini memberdayakan murid untuk menjadi pemimpin dalam proses belajarnya sendiri. Murid mampu mempromosikan suara, pilihan, kepemilikan sendiri melalui proses yang memerdekakan sehingga murid mampu menjadi agen perubahan dan guru menjadi mitra belajar murid dengan menuntun dan memberikan umpan balik (feedback) atas capaian perkembangan belajar murid.

Evaluasi terhadap program atau kegiatan ini maka guru dan murid berkolaboratif melakukan penilaian, refleksi evaluasi secara menyeluruh, sistematism, berkala dan berkelanjutan untuk mengukur seberapa efektif dampak positif yang diharapkan muncul. Kegiatan reflektif evaluasi untuk mengetahui apakah program atau kegiatan sudah efektif memenuhi tujuan yang diharapkan dan apakah program atau kegiatan telah mampu menumbuhkembangkan kepemimpian murid (suara, pilihan, kepemilikan).

  1. Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?
  2. Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?
  3. Apa  keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini dengan modul-modul sebelumnya?
  4. Setelah melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-modul lainnya jelaskanlah perspektif Anda tentang program yang berdampak positif pada murid. Bagaimana seharusnya program-program  atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid?




Senin, 15 Mei 2023

Koneksi Antar Materi-Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya


Sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik yaitu unsur yang hidup dan faktor abiotik yaitu unsur yang tidak hidup. Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras, harmoni dan bisa dijadikan modal dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan sangat tergantung pada cara pandang sekolah dalam memahami sumber daya yang ada dan penerapan pendekatan yang digunakan dalam pengelolaannya.

Ada dua pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan sumber daya yaitu;

1.     Pendekatan berbasis kekurangan atau masalah-masalah atau defisit based approach yaitu memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang dan apa yang tidak berfungsi dengan baik.

2.     Pendekatan berbasis aset atau asset based approach yaitu memusatkan perhatian pada apa yang berjalan dengan baik, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.

Seorang pemimpin pembelajaran berperan penting untuk dapat mengelola sumber daya yang ada dan mengoptimalkannya dalam mendukung proses pembelajaran murid. Sebagai upaya memberikan layanan terbaik agar murid mampu mengembangkan potensi bakat, minat, dan kebutuhannya untuk mengoptimalkan aset/ sumber daya. Seorang pemimpin pembelajaran harus terampil dalam proses pengelolaannya sebagai seorang pemimpin yang selalu berupaya fokus pada potensi kekuatan sumber daya tersebut

Sumber daya atau aset yang dimiliki sekolah merupakan faktor penting dari usaha peningkatan kualitas pendidikan. Ada 7 aset sebagai modal utama yang dapat dikelola dalam rangka upaya peningkatan kualitas pendidikan yaitu;

1.     Modal manusia;

2.     Modal sosial;

3.     Modal politik;

4.     Modal agama dan budaya;

5.     Modal fisik;

6.     Modal lingkungan dan alam;

7.     Modal finansial.

Jadi, pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya yaitu seorang pemimpin yang mampu mengidentifikasi, memetakan, dan memberdayakan sumber daya yang ada dari ketujuh modal aset tersebut dengan pendekatan berbasis aset atau asset based approach untuk menunjang pembelajaran murid sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

Implementasi yang dapat dilakukan;

1.     Mengidentifikasi, menganalisis, dan memetakan Aset yang dimiliki kelas, sekolah dan masyarakat sekitar;

2.     Mengoptimalkan dan memberdayakan aset yang dimiliki untuk menunjang proses pembelajaran dan penumbuhan bakat, minat, dan potensi murid;

3.     Sumber daya dari 7 aset yang dimiliki dikelola dengan menggunakan pendekatan berbasis kekuatan atau asset based approach.

Pengelolaan sumber daya yang tepat akan berdampak pada pembelajaran yang berkualitas adanya kolaborasi di komunitas sekolah dalam pengelolaan sumber daya bisa memunculkan ide atau gagasan baru yang bisa meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengoptimalan sumber daya yang dimiliki dengan mempertimbangkan kebutuhan dan keberagaman murid dapat memberikan ruang kebebasan bagi murid untuk berpikir kritis, kreatif, dan mandiri dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensinya yang pada akhirnya pembelajaran akan lebih berkualitas.

Contoh pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas. 7 modal utama tersebut adalah

1.     Guru yang berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, inovatif, dan reflektif mampu menuntun murid dalam mengembangkan potensi bakat dan minatnya. (Modal manusia)

2.     Adanya hubungan atau relasi yang baik dengan pemerintahan setempat atau lembaga lain dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar murid. (Modal sosial)

3.     Kepala sekolah dengan kebijakannya yang berpihak pada murid akan menjadi dasar guru dalam upaya pengelolaan sumber daya demi terwujudnya pembelajaran yang berkualitas

4.     Peringatan hari besar keagamaan yang dilaksanakan secara rutin dapat meningkatkan nilai religius dan keimanan murid, sikap gotong royong, peduli, empati, dapat menguatkan nilai budaya positif. (Model agama dan budaya)

5.     Sarana dan prasarana yang memadai dapat meningkatkan kualitas pembelajaran murid misal pemanfaatan laboratorium dan ruang-ruang penunjang belajar lainnya. (Modal fisik)

6.     Pemanfaatan area di sekitar sekolah misal taman, kebun, sekolah, dan kolam yang digunakan sebagai tempat dan sumber belajar bagi murid. (Modal lingkungan)

7.     BOS, BOP, koperasi sekolah dan hasil infak, PIP, KJP, digunakan untuk berbagai kebutuhan dan kegiatan yang berpihak pada murid. (Modal finansial)

  • Materi ini juga berhubungan dengan modul yang sebelumnya:

Modul 1.1 Filosofis Pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan Pengelolaan Sumber Daya

Filosofis pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat guru harus mampu mengelola sumber daya yaitu modal manusia atau murid agar murid berkembang sesuai dengan kodratnya sehingga mampu memaksimalkan bakat minat dan potensi yang dimilikinya.

Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak dengan Pengelolaan Sumber Daya

Seorang guru penggerak memiliki nilai berpihak pada murid, inovatif, reflektif, mandiri, dan kolaboratif dengan perannya yaitu sebagai pemimpin pembelajaran menjadi kekuatan dalam upaya pengelolaan sumber daya yang berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran.

Modul 1.3 Visi Guru Penggerak dengan Pengelolaan Sumber Daya

Guru merancang dan mengimplementasikan visi yang berpihak pada murid melalui berbagai prakarsa perubahan dengan tahapan BAGJA. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran guru harus mampu berupaya dalam mengelola sumber daya dengan menggali, memetakan, dan memanfaatkan aset atau kekuatan yang ada untuk mewujudkan visinya.

Modul 1.4 Budaya Positif dengan Pengelolaan Sumber Daya

Budaya positif di sekolah yaitu nilai-nilai dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis penuh hormat dan bertanggung jawab. Terwujudnya budaya positif akan menjadi kekuatan dalam pengelolaan sumber daya sehingga berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran yang memfasilitasi murid berkembang seutuhnya.

Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi dengan Pengelolaan Sumber Daya Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

Guru fokus berupaya memenuhi kebutuhan belajar murid diantara lain minat, kesiapan belajar, dan profil belajar murid. Pemetaan dan pengelolaan sumber daya harus berdasarkan kebutuhan belajar murid.

Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional

Dengan pengelolaan sumber daya pembelajaran sosial dan emosional memberikan pondasi yang kuat bagi guru dan murid agar dapat sukses dalam berbagai area kehidupan termasuk kesejahteraan psikologis atau well-being secara optimal kondisi yang bahagia dan sejahtera akan mempermudah kita dalam mengelola sumber daya.

Modul 2.3 Coaching dengan Pengelolaan Sumber Daya

Coaching adalah proses yang memberdayakan coachee merupakan kunci pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar dari pada mengajarinya. Coaching sangat diperlukan untuk menggali segala potensi sumber daya yang ada dan pemanfaatannya untuk kepentingan pembelajaran murid.

Modul 3.1 Pengambilan Keputusan dengan Pengelolaan Sumber Daya

Seorang pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan dengan memahami 4 paradigma, menerapkan 3 prinsip, melakukan 9 tahapan pengambilan keputusan dan pengujian dengan mendasarkan pada nilai-nilai kebajikan, keberpihakan pada murid, dan bertanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya diperlukan aset manusia pemimpin yaitu pemimpin pembelajaran yang mampu mengambil keputusan dalam pemanfaatan 7 modal utama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang berpihak pada murid.

Sebelum mempelajari modul 3.2 ini dalam pengelolaan sumber daya Saya hanya fokus pada segala permasalahan atau kekurangan tanpa melihat kekuatan pada sumber daya yang ada sehingga saya dan komunitas kadang mengeluh dan merasa pesimis sehingga upaya pengelolaan yang dilakukan kurang maksimal. Setelah mempelajari modul 3.2 ini banyak perubahan positif pada diri saya diantaranya saya lebih fokus pada kekuatan sumber daya pendekatan berbasis aset sehingga Kami lebih optimis dan memandang masa depan untuk mewujudkan visi yang berpijak pada berbagai prakarsa perubahan dengan memanfaatkan aset atau kekuatan sumber daya yang ada.

 

Senin, 08 Mei 2023

Demonstrasi Kontekstual Modul 3.2-Analisis Video Praktik Baik

 

Analisis video praktik baik:

  1. Kira-kira apakah visi dari sekolah tempat guru dalam video tersebut mengabdi?

Terwujudnya kelas impian untuk semua murid.

  1. Apakah prakarsa perubahan yang akan dilakukan oleh guru dalam tayangan video?

Mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar semua murid.

  1. Apakah Pertanyaan Utama dari kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video tersebut?

Bagaimana cara mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar?

  1. Kegiatan/tindakan apa yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video yang menggambarkan tahapan:
    1. Buat pertanyaan:

1)    Guru menulis “Penyemangat Belajar” di papan tulis sehingga murid terlihat menjadi ingin tahu.

2)    Guru memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kata yang ada di papan tulis “Apa yang muncul di dalam pikiran kalian saat membaca kata tersebut?”

3)    Guru menggali informasi tentang pendapat dan pengalaman murid tentang apa-apa saja yang berhubungan dengan kelas yang menyenangkan untuk belajar.

4)    Guru menggali informasi mengenai hal-hal yang disukai murid saat berada di kelas.

    1. Ambil Pelajaran:

1)    Guru menugaskan murid untuk berkunjung saat jam istirahat ke kelas lain untuk menambah referensi tentang kelas yang membuat semangat belajar.

2)    Murid berkunjung dan mengamati kondisi ruang kelas lainnya kemudian mencatat hal yang disukai.

3)    Guru mengajak berdiskusi tentang hal-hal yang disukai untuk mewujudkan kelas yang menyenagkan untuk belajar.

4)    Murid menuliskan hasil diskusinya.

    1. Gali Mimpi:

1)    Guru menyiapkan alat dan bahan untuk dibagikan pada tiap kelompok.

2)    Guru meminta murid untuk menutup mata dan membayangkan kelas yang menyenangkan untuk penyemangat belajar.

3)    Secara berkelompok murid menggambatrkan kelas yang nyaman sesuai yang dibayangkan.

4)    Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya tentang kelas impian mereka di depan kelas secara bergantian.

    1. Jabarkan Rencana:

1)    Guru mengajak murid untuk berpartisipasi memnentukan kebutuhan untuk mewujudkan kelas impian.

2)    Murid menyebuitkan kelas impian yang diinginkan sebagai penyemangat belajar.

3)    Guru menuliskan hasil daftar kelas impian di papan tulis.

4)    Guru membagi tugas setiap kelompok untuk mewujudkan kelas yang diimpikan.

    1. Atur Eksekusi:

1)    Guru memberikan kesempatan murid agar berpartisipasi menentukan pembagian tugas dalam kelompok

2)    Guru mengajak murid untuk mendiskusikan waktu pelaksanaan menata kelas impian.

3)    Guru meminta murid untuk menyiapkan alat dan bahan sesuai tugas kelompok masing-masing.

4)    Guru meminta murid agar bergotong royong mewujudkan kelas impian yang menjadi penyemangat belajar.

 

5.      Apa peran pemimpin yang tergambar dalam tayangan video?

a.     Pemimpin pembelajaran berfokus pada kelebihan/ aset yang dimiliki.

b.     Pemimpin mengembangkan diri dan muridnya.

c.     Pemimpin berperan sebagai manajer dalam mengelola potensi yang dimiliki muridnya dan lingkungan sekolahnya.

 

  1. Apa saja modal utama yang dimanfaatkan oleh pemimpin pembelajaran dalan tayangan video? lalu bagaimana pemanfataannya?

a.     Modal Manusia:

1)    Guru mampu memetakan sumber daya atau aset yang dimiliki sehngga dapat mewujudkan kelas impian.

2)    Murid terlihat kooperatif, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab pada tugas yang diberikan.

b.     Modal Sosial:

1)    Kolaborasi dengan rekan sejawat untuk merumuskan prakarsa perubahan.

2)    Bekerja sama dan meminta izin dengan guru lain sebelum melakukan observasi kelas.

c.     Modal Fisik:

1)    Bangunan kelas dapat ditata sesuai keinginan murid.

2)    Hiasan yang dibuat dapat menutup bagian dinding yang terlihat rusak.

3)    Tersedia rak dan buku penunjang sebagai bahan baca dan informasi.

4)    Meja dan kursi dapat diubah posisinya untuk kenyaman belajar murid.

d.     Modal Lingkungan/ Alam: Memanfaatkan bahan-bahan yang ramah lingkungan yang digunakan untuk menghias kelas.

e.     Modal Finansial:

1)    Tersedia dana BOS yang dimanfaatkan untuk keperluan belajar dan pembelajaran murid.

f.      Modal Politik: Kebijakan kepala sekolah yang selalu mendukung peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.

g.     Modal Agama dan Budaya:

1)    Karakter ceria, santun, dan hormat murid pada guru dan sesama rekan guru.

2)    Sikap gotong royong murid untuk bekerja sama mewujudkan kelas impian.

 

 

Koneksi Antar Materi Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

  Apa itu kepemimpinan murid ( student agency )? Konsep kepemimpinan murid  sebenarnya berakar pada prinsip bahwa murid memiliki kemampuan d...