Selasa, 29 November 2022

1.3.1.4.2-Berbagi Tugas Kesimpulan tentang Inkuiri Apresiatif

 


    Inkuiri apresiatif sebagai model manajemen perubahan demi mewujudkan keberpihakan pada murid. Model manajemen yang dilakukan secara kolaboratif untuk menemukan hal-hal positif pada murid yang dilakukan waktu lalu, kini, dan akan datang. Model manajemen yang membutuhkan waktu, bertahap, dan berkesinambungan. Model manajemen berbasis kekuatan/ kreativitas/ inovasi yang dimiliki setiap anggotanya dan menyatukannya untuk menghasilkan kekuatan tertinggi. 
    Perubahan positif akan terjadi jika menjawab pertanyaan-pertanyaan positif dengan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi). BAGJA sebagai wahana menguatkan gotong-royong dan membuahkan hasil yang luar biasa.

        Tahapan ikuiri apresiatif model BAGJA

1. Buat pertanyaan

2. Ambil pelajaran

3. Gali impian

4. Jabarkan rencana

5. Atur eksekusi




  • Apa hal yang mencerahkan saya sebagai pendidik di sepanjang proses menyusun visi pribadi saya itu?

Disini saya dibebaskan merancang visi sendiri. Saya bisa leluasa menuangkan pemikiran saya secara langsung tanpa takut ada intimidasi dari orang lain. 

  • Bagaimana saya membayangkan penerapan inkuiri apresiatif dalam konteks saya sehari-hari sebagai pendidik?

Awalnya saya berasumsi bahwa segala kegiatan itu berangkat dari permasalahan yang ada. Ternyata dengan menginisisasi inkuiri apresiatif, kita bisa memulai hal luar biasa dari hal-hal positi yang menunjang kegiatan. Luar biasa. Ini bisa juga kita terapkan salam konteks sehari-hari di kelas saya. Jangan melulu fokus pada kekurangan murid. Tetapi mulailah dengan kompetensi yang telah mereka miliki, asah, asih, kasih sayang, warnai.. Insyaa Allah, hasilnya akan jauh lebih berhasil. 


1.3.1.4.1-Visi Murid Impian

 




Rabu, 23 November 2022

1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Imajiku tentang murid di masa depan



Saya memimpikan murid-murid yang menyenangkan melakukan hal apapun, mandiri dan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan. Saya percaya bahwa murid telah memiliki suatu kemampuan yang yang masih samar. Nah tugas kitalah yang menebalkan garis samar tersebut. Di sekolah, saya mengutamakan membuat anak murid menjadi pribadi yang mandiri. Murid di sekolah saya sadar betul bahwa saya guru yang tegas.
Saya dan guru lain di sekolah saya yakin untuk menciptakan suasana belajar yang sesuai agar visi misi sekolah tercapai. 

  • Apa makna pernyataan visi bagi Bapak/ Ibu? Menunjukkan arah dan tujuan.
  • Apa harapan, cita-cita Bapak/ Ibu untuk murid, rekan pendidik, komunitas sekolah, kehidupan masyarakat di daerah Bapak/ Ibu, dan bangsa-negara Indonesia?
  • Apa yang selama ini jadi keyakinan bersama dan menyatukan sekolah kita? Slogan sekolah (Berkarakter, cerdas, tangguh dan inovatif)
  • Apa yang diharapkan menjadi pembeda antara murid di sekolah Bapak/ Ibu dengan murid di sekolah lain? 
  • Apa kontribusi orang dewasa dan para pemangku kepentingan di sekolah kita dalam mewujudkan murid dengan Profil Pelajar Pancasila?

AKSI NYATA MODUL 1.2

 

Tugas Aksi Nyata

Saat ini lebih memfasilitasi anak murid untuk memilih banyak sumber belajar.

 

Membuat kegiatan yang lebih menyenangkan.







Di modul ini, Bapak/Ibu diajak untuk melaksanakan rencana yang telah dituliskan pada refleksi 4P di bagian Koneksi Antar Materi mengenai “pengembangan DIRI yang sederhana, konkret dan rutin serta dapat dilakukan sendiri dari sekarang”. Kumpulkan dalam bentuk dokumentasi dengan format video singkat atau kumpulan foto yang bercerita saat diri Bapak/Ibu menjalankan rencana. Jangan lupa sertakan refleksi sepanjang proses menjalankannya, seperti apa perasaan Bapak/Ibu, apa ide atau gagasan yang timbul, pembelajaran apa saja yang dapat diambil, dan apa dampak (perubahan positif) yang paling dirasakan oleh diri Bapak/Ibu.



Senin, 21 November 2022

1.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.2



Setelah saya menjalani pembelajaran dari Modul 1.1 hingga Modul 1.2 ini, berikut adalah hal yang menjadi pembelajaran bagi saya (model refleksi 4P):

Peristiwa:

Momen penting yang mencerahkan bagi saya dalam proses pembelajaran Modul 1.1 hingga Modul 1.2 adalah mengenal lebih dalam mengenai filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Saya baru memahami konsepnya dengan lebih bermakna. Awalnya hanya sekedar slogan saja hingga membaca dan memaknai lebih dalam artinya dan juga merefleksikan isinya. Kewajiban sebagai pendidik dan menerapkan konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu menuntun murid sesuai kodrat alam dan juga kodrat zaman sehingga tercapai pendidikan yang selamat dan bahagia. 

Proses menuntun murid haruslah seperti mendidik anak sendiri. Dengan cinta, kasih dan sayang menciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan dengan memperhatikan karakteristik dan potensi yang dimiliki anak murid. Saya pun lebih memahami bahwa terdapat nilai-nilai yang harus menubuh dalam diri seorang pendidik antara lain yaitu berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif. Nilai-nilai tersebut wajib dimiliki oleh setiap guru agar dapat menerapkan perannya sebagai pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar sesama dan mewujudkan kepemimpinan murid.

Perasaan:

Kala momen itu terjadi saya merasa tercerahkan. Dimana hiruk pikuk perasaan muncul dalam diri. Terkesima dan kagum akan makna yang baru saya ketahui lebih dalam, kecewa karena baru bisa mendalami saat ini, tapi juga bersyukur masih diberi kesempatan untuk bisa mengikuti kegiatan ini dimana kita diharuskan belajar kembali. Sebenanrnya ilmu ini sudah ada dari dulunya, namun "rizki" untuk saya dapat mengetahuinya lebih dalam di saat ini. Bangga bisa berada di tengah-tengah orang hebat. Bahagia bisa mengikuti pendidikan. Memiliki harapan untuk dapat mmebuat kegiatan menuntun murid yang lebih baik lagi kedepannya. 

Pembelajaran: 

Sebelum momen tersebut terjadi saya berpikir bahwa murid harus menerima materi pembelajaran tepat waktu sesuai dengan yang telah diprogramkan dengan tujuan target pencapaian sesuai KKM. Gaya belajar juga harus sesuai dengan yang sudah diatur guru tanpa mempertimbangkan latar belakang dan kemampuan awal mereka. Saya tidak suka melihat ketidakteraturan seperti gambar di atas. Anak murid menulis di lantai. Saya lebih suka melihat mereka duduk rapi di bangku mereka masing-masing. Saya juga merasa kemampuan saya saat itu sudah mumpuni untuk membawa anak murid kelas rendah menuju nilai yang sangat memuaskan. 

Sekarang saya berpikir bahwa murid memiliki potensi berbeda. Tinggal kita didik, asah dan asuh untuk melengkapi diri mereka sesuai dengan gaya belajar mereka yang nyaman untuk dilakukan (menghamba). Bukan seperti menggambar kertas kosong lagi, namun menebalkan titik-titik buram yang ada menjadi garis yang kokoh untuk menjadi manusia seutuhnya (memanusiakan manusia). Saya juga perlu melakukan refleksi diri dan terus meningkatkan kemampuan diri sesuai perkembangan zaman.



Penerapan ke depan (Rencana): Apa pengembangan diri yang sederhana, konkret dan rutin yang dapat saya lakukan sendiri dari sekarang, untuk membantu menguatkan nilai-nilai dan peran saya sebagai Guru Penggerak antara lain:

1. Lebih inovatif membuat karya yang luar biasa dalam menciptakan suasana kelas yang menyenangkan untuk kegiatan pembelajaran.

2. Berkolaborasi membuat sebuah pelatihan rutin bersama dengan murid, rekan guru, masyarakat, dan lingkungan.

3. Mandiri mengikuti dan memperdalam berbagai kegiatan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi diri.

4. Selalu melaksanakan refleksi diri terhadap proses pembelajaran untuk dapat lebih memahami dan menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan dan lebih bermakna. Juga refleksi diri dalam setiap kegiatan yang dilakukan. 

SEMANGAT MAKSIMAL SELALU DALAM SETIAP KEGIATAN PENDIDIKAN GURU PENGGERAK SEHINGGA DAPAT LULUS DENGAN HASIL YANG MAKSIMAL.



Jumat, 11 November 2022

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN (M-1.1)

"Apa sih guru penggerak?"

"Buat apa ikut?"

"Manfaatnya?"

Kalimat-kalimat tersebutlah yang terlintas dalam benak saat kali pertama mendengar kata "GURU PENGGERAK". Belum tau alasan kenapa saya harus ikut kegiatan itu. Hanya saja dari kepala sekolah serta guru-guru senior selalu memberi semangat "Ayok mbak, ikut aja.. bagus kedepannya..". Bermodalkan kalimat tersebut, akhirnya saya mencoba daftar kegiatan ini. 

Perjalanan pendidikan guru penggerak dimulai dari tahap pendaftaran tahap 1 yang terdiri dari dua kegiatan yaitu seleksi CV dan essay. Tahap 2 terdiri dari kegiatan simulasi mengajar dan wawancara. Rangkaian emosi silih berganti dalam diri. Walaupun kita merasa telah mengunggah data-data diri dengan benar, tetap saja rasa takut akan "ada yang tidak beres" menghampiri. Ditambah lagi ketika harus menulis perasaan-pengalaman-kegiatan yang benar-benar terjadi dalam sebuah rangkaian essay yang sangat banyak dan bervariasi. Bervariasi pertanyaan yang diajukan, membuat kita benar-benar harus memutar otak untuk menuliskan jawabannya. Bukan tidak mampu menjawab yang ditakutkan, tetapi harus menulisnya itu yang membuat terasa berat. Tetapi setelah diselesaikan rangkaian penulisan essaynya, kalimat "alhamdulillah" dan "akhirnya kelar juga" bisa terujar dengan spontan.

Lulus tahap 1 dilanjutkan dengan tes tahap kedua yaitu kegiatan simulasi mengajar dan wawancara. Bukannya tidak mampu mengajar, tetapi entah kenapa setiap kali ada kegiatan simulasi mengajar saya selalu merasa deg-deg an apalagi kegiatan ini disaksikan oleh 2 mentor sekaligus. Hmmmmm.. terbayang sedang tes ngaji😂. Berikutnya kegiatan wawancara. Entah kenapa kegiatan ini lebih menguras tenaga dalam lagi. Diwawancara langsung oleh 2 mentor melalui vicon jarak jauh selama hampir 2 jam (120 menit) lebih. Speechless.... Alhamdulillah pengumuman kelulusan terbit beberapa minggu berikutnya bersamaan dengan tangan yang gemetar saat mencari nama "SRI WAHYU NENGSIH" dalam daftar nama yang ada. Akhirnya resmi untuk mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7.

Program pertama yang diajalani adalah kegiatan lokakarya orientasi (loka 0: red: Lokakarya nol) yang dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2022 bertempat di SMKN 58 Jakarta mulai pukul 07.30 sampai 16.30. Luar biasa tepat waktu kegiatan dilakukan. Lokakarya orientasi ini dihadiri oleh berbagai pihak diantaranya perwakilan dinas pendidikan yang saat itu diwakili oleh Bapak Sapto Riyadi, Kepala Suku Dinas Administrasi Kota Jakarta Timur 1, para pengawas binaan tiap kecamatan, kepala sekolah serta para pengajar praktik. Adapun kegiatan pada lokakarya ini antara lain pembukaan, sambutan, paparan dan dukungan program serta orientasi kegiatan pendidikan guru penggerak angkatan 7.

Masih dalam kegiatan loka 0, terdapat kegiatan kelompok yaitu kegiatan yang difasilitasi dan dibimbing oleh pengajar praktik dengan berbagai game motivasi, diskusi lembar kerja, penghantar dan paparan mengenai harapan dan kekhawatiran perjalanan guru penggerak, posisi diri, pengembangan diri, portofolio digital, refleksi, dan penutupan. Semua kegiatan dalam loka nol ini dilaksanakan dengan seru, aktif, semangat dan menyenangkan hingga memunculkan kolaborasi dan keakraban pada anggota kelas.

Programpelaksanaan dalam pendidikan ini adalah sebuah kegiatan pembelajaran yang  dilakukan secara daring dimulai pada tanggal 24 Oktober 2022 bersama instruktur fasilitator dan pengajar praktik melalui vicon dengan penugasan melalui LMS. Adapun rangkaian kegiatan melalui learning management system guru penggerak (LMS GP) ini menggunakan alur "MERDEKA" yang terdiri dari:

M= Mulai dari diri 

E= Eksplorasi konsep 

R= Ruang kolaborasi 

D= Demonstrasi kontekstual 

E= Elaborasi pemahaman 

K= Koneksi antar materi 

A= Aksi nyata

Kesemuanya tersusun sistematis dalam LMS menjadi sebuah rangkaian pelaksanaan pembelajaran program pendidikan yang utuh satu sama lainnya. 

Saya ingat banyak berkecamuk perasaan yang muncul dalam diri saat itu. Kala awal mendengar keikutsertaan diri dalam program pendidikan guru penggerak.

  • Bingung... itulah yang saya rasakan setelah mendapatkan info kelulusan sebagai peserta calon guru penggerak. "Apa yang harus saya lakukan nantinya?" Itulah pertanyaan yang muncul selanjutnya. Sesegera mungkin saya mencari info mengenai guru penggerak baik melalui rekan se-profesi yang telah dan sedang mengikuti pendidikan guru penggerak dan melalui media sosial. Rasa takut, gelisah dan tak percaya diri dalam mengikuti kegiatan calon guru penggerak ini di mana sadar akan kemampuan diri yang masih sangat jauh dari kata mumpuni sebagai seorang guru, apalagi kemampuan adaptasi teknologi yang sangat minim, kurangnya keterampilan dalam manajemen waktu dan sebagainya. "hhhhrrggggggg...."
  • Bahagia.. termotivasi dan bersyukur kepadaNya setelah mengikuti berbagai kegiatan pendidikan calon guru penggerak ini sedikit demi sedikit stigma negatif yang muncul mulai memudar dan hilang. Setelah dipertemukan dan berinteraksi dengan orang-orang yang hebat dalam berbagai ilmu pengetahuan dan keluhuran Budi, berkolaborasi dengan suasana kekeluargaan, saling memberi penguatan dan menyemangati dengan rasa toleransi serta pengertian yang tinggi dalam menjalani pendidikan guru penggerak membuat diri menjadi bahagia, senang dan bangga. Juga makin bersyukur kepadaNya bahwa saya diberikan kesempatan untuk hadir mengikuti dan belajar dalam program pendidikan guru penggerak angkatan 7 ini. Sungguh pencapaian yang  LUAR BIASA menurut saya pribadi. 
  • Bangga.. bisa berada di tengah orang-orang yang luar biasa. Orang-orang tersebut adalah keluarga, kepala sekolah, para rekan guru, wali murid dan para murid, instruktur, fasilitator pengajar praktik dan sahabat-sahabat guru penggerak angkatan 7 di kelas 34 I ini. Terima kasih untuk segalanya Semoga Allah membalas kebaikan yang telah diberikan dengan berlipat ganda dan penuh keberkahan-Nya sehingga kami semua para calon guru penggerak dapat menjalani dan diberi kemudahan serta lulus dalam program pendidikan guru penggerak angkatan 7 ini. Aamiin...

Banyak pengalaman banyak pengetahuan. Itulah pembelajaran yang saya yakini dari dulu. Banyak hal baru yang didapatkan mulai dari adaptasi teknologi khususnya tentang LMS, vicon dengan memanfaatkan google meet, penggunaan aplikasi dalam membuat bahan presentasi dan sebagainya hingga pola pikir terhadap konsep dan aktualisasi pendidikan selama ini melalui materi modul, tugas presentasi dan diskusi bersama dengan instruktur, fasilitator, pengajar praktik serta sahabat guru penggerak lainnya baik melalui vicon maupun grup WhatsApp. 

Paradigma dan pengaplikasian yang salah dalam memandang dan mendidik murid di mana menyamaratakan kemampuan dan karakteristik murid serta hanya fokus pada nilai atau angka akhir mendidik seharusnya dengan konsep pendidikan yang sebenarnya dan seutuhnya sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu sistem "Among" menuntun murid bukan menuntut murid. Pendidikan yang memerdekakan sesuai dengan kodrat yang telah ada padanya. Memanusiakan manusia dengan memperbaiki tingkah lakunya untuk menjadikan dirinya manusia seutuhnya agar tercapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat

Penerapan program pendidikan guru penggerak diharapkan dapat terus meneruskan pembelajaran pada model yang tepat untuk mendapatkan lebih banyak pemahaman tentang mendidik sesuai dengan konsep dari Ki Hajar Dewantara. Lebih intens dalam berkomunikasi dan berkolaborasi dengan instruktur, fasilitator, dan sahabat guru sesama calon guru penggerak, tetap saling menyemangati dan memotivasi dengan penuh pengertian dan rasa toleransi yang tinggi. Instansi dan kelas mengenalkan dan mengibaskan konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara kepada sesama rekan pengajar lainnya mengimplementasikan konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara yang diantaranya dengan cara:

  • Student center di mana pendidikan tidak lagi didominasi oleh guru,
  • Penggunaan berbagai model belajar yang interaktif, inovatif, dan adaptif terhadap teknologi, lingkungan dan budaya, serta 
  • Menyenangkan dalam rangka menumbuhkembangkan berbagai potensi yang ada pada diri.


Terima kasih salam dan bahagia serta semangat menuju modul berikutnya..😆


AKSI NYATA (MODUL 1.1)

 

1.1.a.9. Aksi Nyata - Penerapan Modul 1.1

Doe: View

Moda: Mandiri

Tujuan Pembelajaran Khusus: Peserta mampu mendokumentasikan kontribusi nyata penerapan pemikiran Ki Hadjar Dewantara di kelas dan sekolah sebagai pusat pengembangan karakter.

Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak (CGP)

Sebagai tahapan terakhir dari siklus pembelajaran MERDEKA, Aksi Nyata memberikan ruang bagi Bapak/Ibu CGP menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam satu rangkaian modul. Aksi Nyata dimaksudkan sebagai proses pengembangan profesionalisme berkelanjutan, di mana ia dilihat sebagai kesatuan antara proses pembelajaran dan implementasi. Dengan demikian, aksi nyata perlu dijalankan secara terus menerus, bahkan hingga Program Pendidikan Guru Penggerak telah Anda selesaikan. Dalam modul ini, Aksi Nyata Anda merupakan perwujudan dari perubahan konkret dalam proses pembelajaran sesuai dengan pemikiran KHD dan konteks sosial dan budaya di daerah Anda.

Untuk mendukung pengembangan berkelanjutan, sepanjang proses penerapan ini Anda dapat melakukan refleksi, salah satunya dengan menulis jurnal refleksi. Jurnal refleksi yang ditulis secara rutin merupakan media untuk mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah dilakukan sehingga memberikan kontribusi nyata penerapan pemikiran Ki Hadjar Dewantara di kelas dan sekolah sebagai pusat pengembangan karakter. Dengan memiliki rekam jejak yang berkelanjutan seperti ini, Anda akan terdorong untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang Anda latih dan uji cobakan.

Apa saja yang dapat Anda sertakan dalam jurnal refleksi ini? 

  1. Perasaan selama melakukan perubahan di kelas
  2. Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan
  3. Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik 
  4. ‘Foto bercerita’ dari seluruh rangkaian pelaksanaan (perencanaan, penerapan dan refleksi) aksi Anda. 
  5. Anda juga dapat memasukkan ‘testimoni’ dari rekan guru dan murid yang terlibat dalam proses perubahan yang Anda lakukan. 

Selain menjadi catatan pengembangan profesi Anda, jurnal refleksi ini nantinya juga dapat Anda gunakan sebagai referensi pembuatan Portofolio Aksi Nyata pada akhir Paket Modul 1. Anda juga dapat menggunakan jurnal ini sebagai panduan ketika berefleksi Bersama pengajar praktik dalam pendampingan individu.


Senin, 07 November 2022

FILOSOFI PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA (M-1.1)

        Berasumsi bahwa murid adalah objek yang harus menerima materi-materi yang sudah diprogramkan di awal tahun pembelajaran sekolah, itulah diri saya. Guru adalah satu-satunya pusat dan sumber belajar. Intinya, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah direncanakan di awal tahun pembelajaran, harus tersampaikan dan selesai sesuai dengan perhitungan waktu yang telah dibuat. Saya beranggapan bahwa semua murid yang telah diterima di sekolah saya, memiliki latar belakang yang sama. Sama sekali tidak saya pertimbangkan akan adanya beragam keunikan dari diri anak-anak tersebut. Namun setelah mempelajari bahan pembelajaran ini, pandangan saya bergeser. 

    “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”. Saya hanya berpikiran bahwa kalimat tersebut hanyalah berupa slogan saja. Tanpa mendalami maknanya, saya hanya berusaha mengartikannya dengan mengubah bahasanya ke bahasa Indonesia. Di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan. "Tok" hanya itu yang saya ketahui. Padahal, jauh di dalamnya tersirat pemikiran-pemikiran mendalam yang luar biasa mengenai pendidikan. 


        Setelah mempelajari modul ini, pandangan saya berubah sekian derajat. Saya tidak tau berapa derajat pastinya, namun saya lebih  jauh dalam mendalami maknanya. Kata "menuntun" ternyata bukan hanya sekedar kata membimbing saja. Namun, mendampingi dengan cinta, kasih dan sayang. Memberikan perhatian penuh terhadap anak-anak yang ternyata memiliki segudang perasaan dan rasa dalam diri mereka. Kita sebagai penuntun, harus bisa menyelami karakter anak-anak masing-masing. Ada anak murid yang aktif belajar di dalam kelas, tapi ciut ketika berada di luar kelas ataupun sebaliknya. Mereka punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hanya kita sebagai pendidik, harus mampu meminggirkan kekurangan dengan menonjolkan kelebihan yanga ada sehingga anak murid bisa mencapai kemerdekaan belajar yang SELAMAT DAN BAHAGIA melalui 3 kalimat suri tauladan dari Ki Hajar Dewanatara.

Ing Ngarso Sung Tulodo, 

Ing Madya Mangun Karsa, 

Tut Wuri Handayani.

        Momong, Among, dan Ngemong.. Kata-kata ini baru saya membuat saya lebih mudah dalam lebih mendalami filosofi pendidikan KHD. Dalam sikap "among, momong dan ngemong" terkandung nilai yang sangat mendasar yaitu, pendidik tidak memaksa namun tidak berarti membiarkan murid berkembang bebas tanpa arah. Inipun kita terapkan dalam mendidik anak kita di rumah kan. Jadi pendidikan di sekolah sama saja seperti kita mendidik anak kita sendiri (kandung). 

Dengan 5 asas pendidikan yang dikenal dengan Panca Darma, yaitu:
1. Asas Kemerdekaan

2. Asas Kodrat Alam

3. Asas Kebudayaan

4. Asas Kebangsaan, dan

5. Asas Kemanusiaan


Enam (6) Inspirasi Pembelajaran dari Prinsip Ki Hajar Dewantara

1. Asas Trikon. Kontinuitas (tidak melupakan kebudayaan dalam melakukan pembaharuan), Konvergensi (memperkuat nilai kemanusiaan), dan konsentris (menghargai keberagaman dan kemerdekaan pembelajar).

2. Menumbuhkan daya cipta (kognitif), daya rasa (afektif), dan daya karsa (psikomotor).

3. Metode sistem among yang merupakan metode pengajaran sesuai dengan Asih, Asah, dan Asuh.

4. Membentuk pribadi yang mandiri melalui pendidikan dengan indikator bisa berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain dan dapat mengatur dirinya sendiri.

5. Pendidikan yang relevan dengan kehidupan, yaitu pendidikan yang ada pada murid dalam masa sekarang dan akan datang.

6. Pengembangan pendidikan selaras dengan nilai budaya, sehingga memperkuat dinamika pendidikan sebagai penguat bangsa dimana guru berperan sebagai penuntun serta memimpin murid dengan lembut untuk mengembangkan bakat, potensi dan karakteristiknya.

Relevansinya dalam kehidupan pembelajaran antara lain:
1. Pendidikan harus menyeluruh dan seimbang.

2. Pendidikan tidak boleh statis.

3. Memandang anak dengan rasa hormat (Menghamba pada Sang Anak).

4. Pembelajaran sebaiknya berpusat pada murid dalam upaya mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan. 

5. Guru harus menjadi among yang menuntun murid dalam pembelajaran (fasilitator, motivator, dan inspirator).


Semua murid telah memiliki kemampuan yang ada pada dalam dirinya, tugas seorang guru adalah mendidik, membimbing dan menuntunnya secara maksimal.


Koneksi Antar Materi Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

  Apa itu kepemimpinan murid ( student agency )? Konsep kepemimpinan murid  sebenarnya berakar pada prinsip bahwa murid memiliki kemampuan d...