Berasumsi bahwa murid adalah objek yang harus menerima materi-materi yang sudah diprogramkan di awal tahun pembelajaran sekolah, itulah diri saya. Guru adalah satu-satunya pusat dan sumber belajar. Intinya, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah direncanakan di awal tahun pembelajaran, harus tersampaikan dan selesai sesuai dengan perhitungan waktu yang telah dibuat. Saya beranggapan bahwa semua murid yang telah diterima di sekolah saya, memiliki latar belakang yang sama. Sama sekali tidak saya pertimbangkan akan adanya beragam keunikan dari diri anak-anak tersebut. Namun setelah mempelajari bahan pembelajaran ini, pandangan saya bergeser.
“Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”. Saya hanya berpikiran bahwa kalimat tersebut hanyalah berupa slogan saja. Tanpa mendalami maknanya, saya hanya berusaha mengartikannya dengan mengubah bahasanya ke bahasa Indonesia. Di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan. "Tok" hanya itu yang saya ketahui. Padahal, jauh di dalamnya tersirat pemikiran-pemikiran mendalam yang luar biasa mengenai pendidikan.
Setelah mempelajari modul ini, pandangan saya berubah sekian derajat. Saya tidak tau berapa derajat pastinya, namun saya lebih jauh dalam mendalami maknanya. Kata "menuntun" ternyata bukan hanya sekedar kata membimbing saja. Namun, mendampingi dengan cinta, kasih dan sayang. Memberikan perhatian penuh terhadap anak-anak yang ternyata memiliki segudang perasaan dan rasa dalam diri mereka. Kita sebagai penuntun, harus bisa menyelami karakter anak-anak masing-masing. Ada anak murid yang aktif belajar di dalam kelas, tapi ciut ketika berada di luar kelas ataupun sebaliknya. Mereka punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hanya kita sebagai pendidik, harus mampu meminggirkan kekurangan dengan menonjolkan kelebihan yanga ada sehingga anak murid bisa mencapai kemerdekaan belajar yang SELAMAT DAN BAHAGIA melalui 3 kalimat suri tauladan dari Ki Hajar Dewanatara.
Ing Ngarso Sung Tulodo,
Ing Madya Mangun Karsa,
Tut Wuri Handayani.
Momong, Among, dan Ngemong.. Kata-kata ini baru saya membuat saya lebih mudah dalam lebih mendalami filosofi pendidikan KHD. Dalam sikap "among, momong dan ngemong" terkandung nilai yang sangat mendasar yaitu, pendidik tidak memaksa namun tidak berarti membiarkan murid berkembang bebas tanpa arah. Inipun kita terapkan dalam mendidik anak kita di rumah kan. Jadi pendidikan di sekolah sama saja seperti kita mendidik anak kita sendiri (kandung).
Dengan 5 asas pendidikan yang dikenal dengan Panca Darma, yaitu:
1. Asas Kemerdekaan
2. Asas Kodrat Alam
3. Asas Kebudayaan
4. Asas Kebangsaan, dan
5. Asas Kemanusiaan
Enam (6) Inspirasi Pembelajaran dari Prinsip Ki Hajar Dewantara
1. Asas Trikon. Kontinuitas (tidak melupakan kebudayaan dalam melakukan pembaharuan), Konvergensi (memperkuat nilai kemanusiaan), dan konsentris (menghargai keberagaman dan kemerdekaan pembelajar).
2. Menumbuhkan daya cipta (kognitif), daya rasa (afektif), dan daya karsa (psikomotor).
3. Metode sistem among yang merupakan metode pengajaran sesuai dengan Asih, Asah, dan Asuh.
4. Membentuk pribadi yang mandiri melalui pendidikan dengan indikator bisa berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain dan dapat mengatur dirinya sendiri.
5. Pendidikan yang relevan dengan kehidupan, yaitu pendidikan yang ada pada murid dalam masa sekarang dan akan datang.
6. Pengembangan pendidikan selaras dengan nilai budaya, sehingga memperkuat dinamika pendidikan sebagai penguat bangsa dimana guru berperan sebagai penuntun serta memimpin murid dengan lembut untuk mengembangkan bakat, potensi dan karakteristiknya.
Relevansinya dalam kehidupan pembelajaran antara lain:
1. Pendidikan harus menyeluruh dan seimbang.
2. Pendidikan tidak boleh statis.
3. Memandang anak dengan rasa hormat (Menghamba pada Sang Anak).
4. Pembelajaran sebaiknya berpusat pada murid dalam upaya mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan.
5. Guru harus menjadi among yang menuntun murid dalam pembelajaran (fasilitator, motivator, dan inspirator).
Semua murid telah memiliki kemampuan yang ada pada dalam dirinya, tugas seorang guru adalah mendidik, membimbing dan menuntunnya secara maksimal.